www.tempoaktual.id – PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (PLN UIW NTB) baru-baru ini menggelar pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pertemuan tersebut diadakan untuk membahas pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang diharapkan dapat meningkatkan keberlangsungan energi di daerah ini.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Gubernur NTB, Gubernur Lalu Muhamad Iqbal dan General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti, saling bertukar pikiran tentang langkah-langkah penting menuju energi bersih. Diskusi ini mengarah pada strategi konkret untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050, yang lebih awal sepuluh tahun dibandingkan dengan target nasional.
PLN menegaskan bahwa saat ini bauran EBT dalam sistem kelistrikan NTB telah mencapai 5,37% dari total kapasitas terpasang. Dengan visi yang jelas, PLN menargetkan peningkatan angka itu menjadi 25,19% pada tahun 2034, sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk periode 2025 hingga 2034.
Pentingnya Energi Bersih di Nusa Tenggara Barat untuk Masa Depan
Kepemimpinan PLN dalam inisiatif energi hijau sangat krusial untuk masa depan Nusa Tenggara Barat. Dalam diskusi, Heny menyatakan, “Kami siap berkolaborasi dengan Pemprov NTB dan pihak terkait lainnya untuk mencapai tujuan energi bersih.” Komitmen ini menunjukkan optimisme PLN terhadap potensi NTB yang lebih baik melalui teknologi pembangkit yang ramah lingkungan.
Pemprov NTB juga telah mengidentifikasi berbagai potensi energi baru terbarukan, seperti tenaga surya, angin, biomassa, panas bumi, dan arus laut. Upaya pengoperasian sejumlah pembangkit EBT serta rencana pembangunan baru pun telah diintegrasikan ke dalam agenda RUPTL untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi energi tersebut.
Tak hanya soal energi, isu pengelolaan sampah juga memperoleh perhatian. Pemprov NTB berencana mengembangkan teknologi pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) sebagai bagian dari program “Waste to Energy.” Dukungan PLN terhadap rencana ini sangat penting agar proyek PLTSa bisa dimasukkan ke dalam RUPTL sebagai pelengkap rencana jangka panjang kelistrikan daerah.
Kolaborasi untuk Mewujudkan Target Nasional Net Zero Emission
Dari sisi pemerintah, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menegaskan pentingnya kolaborasi dalam upaya mewujudkan solusi energi yang ramah lingkungan. Heny, dalam pernyataannya, menyatakan pentingnya keterlibatan aktif dari semua pihak dalam transformasi energi yang diharapkan dapat membawa dampak positif.
Pertemuan ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB dan jajarannya, yang menunjukkan sinergi kuat antara PLN dan pemerintah daerah. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat langkah-langkah menuju pencapaian net zero emission pada tahun 2060 secara nasional.
Kolaborasi antara PLN dan Pemprov NTB tidak hanya berfokus pada penyediaan energi bersih, tetapi juga membuka peluang untuk pertumbuhan ekonomi hijau yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat.
Langkah Strategis untuk Menghadapi Tantangan Energi Masa Depan
Kedepannya, PLN berencana untuk melakukan perencanaan yang matang guna mendukung pengembangan energi terbarukan. Diharapkan, langkah-langkah yang terintegrasi dapat meningkatkan ketahanan energi daerah serta menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor energi hijau.
Melalui penguatan sistem kelistrikan dan pengembangan pembangkit EBT, PLN berambisi untuk menjadikan NTB sebagai contoh provinsi berkelanjutan. Proyek-proyek yang muncul dari kolaborasi ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat lokal, tetapi juga menjadi inspirasi bagi provinsi lainnya di Indonesia.
Dalam menghadapi tantangan global, transformasi energi di Nusa Tenggara Barat adalah langkah yang perlu diambil agar daerah ini tidak tertinggal. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, potensi NTB dapat dimaksimalkan untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.